Sarang Laba-laba
Pagi itu sebelum sarapan… seorang kawan memanggilku… ia bilang, “Lihat laba-laba itu… hujan deras dan angin begini kencangnya… ia tetap bertahan di rumahnya.. luar biasa !! Bahkan rumahnya pun tidak hancur padahal benang-benangnya begitu halus… tidak seperti aku.. begitu lemah… saat bertemu dengan masalah.”
Aku diam… memperhatikan sarang laba-laba itu… siapa yang mengjarkan ia membuat rumahnya sehingga rumahnya begitu kuat ? Tidak pernah belajar menghitung seperti kita.. tidak pernah mengerti tentang ilmu Geofisika.. tapi jalinan benang-benang itu begitu rapi.. begitu kuat.. begitu mantap.. walaupun ditiup angin yang sangat kencang.. sarang itu tidak tergoyahkan.. kecuali kita, manusia, yang menghancurkannya.
Aku jawab.. “Menurutku, laba-laba itu tidak hebat. Aku tetap mau menjadi manusia… walaupun hujan lebat dan angin kencang aku bisa sakit.. tapi aku bahagia karena aku jadi manusia. Lihat laba-laba itu.. menurutku dia bodoh.. kenapa dia tetap mempertahankan rumahnya walaupun cuaca sudah tidak memungkinkan ??? Begitu besar hujan dan angin… mengapa ia harus bertahan di rumahnya ?? Kenapa ia begitu melekat dengan rumah yang bisa ia bangun di mana saja dan kapan saja ???
Temanku tersenyum… cinta telah membuatnya seperti laba-laba yang tidak mau meninggalkan sarangnya padahal hujan dan angin mungkin akan mengancam kehidupannya. Apakah kita juga seperti laba-laba itu ??